Senin, 21 November 2011

pemimpinan laissez faire



Seperti hal nya tipe pemimpin yang kharistmatik ini, tipe ini tidak banyak literatur yang membahasnya. Akan tetapi tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama yaitu segala sesuatu akan berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan adalah mengawasi alur kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.
Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.
Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas, kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
Gaya kepemimpinan oleh tipe pemimpin ini adalah:
  • Pedelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
  • Pengambilan keputusan diserahkan pada pejabat dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan kehadiran dan keterlibatannya.
  • Status quo organisasional tidak terganggu.
  • Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir, inovatif, kreatifitas diserahkan pada pejabat dibawahnya dan anggota organisasi.
  • Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat yang minimum.
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpiann otoriter, jika dilihat dari segi perilaku ternyata tipe kepemimpinan ini cenderung didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi dan perilaku kepemimpinan pembelot.

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.

Pemimpin laissez faire menurut Sondang dapat dilihat dari karakteristik kepemimpinan yang digunakannya, misalnya dalam :
1) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif,
2) Pengambilan keputusan diserahkan kepada pemimpin yang lebih rendah dan para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya tidak terganggu.
3) Status quo organisasional tidak terganggu,
4) Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para bawahan.
5) Selama bawahan menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.

Jenis dan Macam Gaya Kepemimpinan / Pemimpin Klasik Otoriter, Demokratis dan Bebas - Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Nama : Anggriani
NPM : 10110850
Kelas : 2KA29
Mata Kuliah : SOFTSKILL
         
No TANGGAL UPLOAD JUDUL TULISAN JUDUL TUGAS LINK
1 09 Oktober 2011 DESAIN STRUKTURAL ORGANISASI FORMAL PROSES ORGANISASI http://anggrianikodok-anggi-anggi.blogspot.com/2011/10/proses-proses-struktur-organisasi-umum.html
2 09 Oktober 2011 STRUKTUR PROSES ORGANISASI http://anggrianikodok-anggi-anggi.blogspot.com/2011/10/proses-proses-struktur-organisasi-umum.html
3 09 Oktober 2011 STRATEGI PROSES ORGANISASI http://anggrianikodok-anggi-anggi.blogspot.com/2011/10/proses-proses-struktur-organisasi-umum.html
4 09 Oktober 2011 LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN STRUKTUR PROSES ORGANISASI http://anggrianikodok-anggi-anggi.blogspot.com/2011/10/proses-proses-struktur-organisasi-umum.html
5 09 Oktober 2011 TEKHNOLOGI DAN STRUKTUR        PROSES ORGANISASI http://anggrianikodok-anggi-anggi.blogspot.com/2011/10/proses-proses-struktur-organisasi-umum.html

Minggu, 09 Oktober 2011

proses-proses struktur organisasi umum

DESAIN STRUKTURAL ORGANISASI FORMAL
            Struktur organisasi formal di susun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Organisasi formal harus mmemiliki tujuan dan sasaran supaya tahu bagaimana menjalan kan organisasi untuk mencapai nya. Tanpa tujuan organisasi tidak mungkin membuat perencanaan, dan bila organisasi tidak memiliki perencanaan maka tak akan ada ketentuan tentang jalan nya organisasi. Selain itu tujuan di perlukan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi. Tujuan organisasi ini9 akan menentukan struktur organisasi nya , yaitu dengan menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubungan antar tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalamn kan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjut nya akan dapat di susun pola tetap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang keputusan, maupun para pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab tertentu, dan ini semua akan menghasil kan kerangka struktur organisasi. Jadi, struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh kkegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi; hubungan-hubungan antar fungsi-fungsi, serta wewebnang dan tanggung jawabnya. Struktur mencerminkan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi di kelola.
STRUKTUR
            Struktur organisasi formal memiliki dua muka; pertama, model struktur, di mana kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip teori organisasi, dan kedua, dimensi-dimensi dasar struktur yang akan menetukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus di lakukan dan tingkat spesialisasi yang dapat di berikan.
 STRATEGI
            Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasional yang pertama kali dijelaskan oleh Chandler dalan studi nya pada beberapa perusahaan besar di Amerika.2) setelah menganalisis sejarah perkembangan perusahaan-perusahaan menyimpulkan perubahan-perubahan strategi menagakibatkan perubahan-perubahan desain organisasional.
           Setiap perusahaan yang diteliti chandler pada mula nya mempunyai struktur yang disentralisasikan,dimana tipe struktur ini cocok untuk lini produk yang terbatas. Karena perkembangan penduduk,pendapatan nasional,dan tingkat inovasi teknologi bagaimanapun juga perusahaan-perusahaan tersebut memperkenalkan berbagai produk baru, memasuki pasar-pasar baru dan menaikan keluaran. Sebagai akibat nya terjadi peningkatan kompleksitas yang membuat struktur yang sangat tersentralisasi menjadi tidak efisien dan tidak praktis. Memasuki pasar-pasar  prodik baru, terutama memerlukan unit-unit organisasi yang lebih independen agar dapat memberikan tanggapan cepat terhadap perubahan pasar.
LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN STRUKTUR
              Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasional secara terperinci kita perlu membedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut:
1.    Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak di perkirakan atau tiba-tiba. Beberapa cirri lingkungan ini antara lain, perubahan-perubahan produk tidak sering terjadi, modifikasi-modifikasi dapat di rencanakan dengan baik, permintaan pasar tidak begitu berfkluktasi, perubahan hokum yang mempengaruhi organisasi atau produk tidak sering terjadi, dan perkembangan tekhnologi baru dapat dsi ramalkan. Karena dalam kenyataan nya kemajuan tekhnologi terjadi secara “dahsyat”, lingkungan ini jaran di temui.
2.    Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang yang telah di sebut di atas – produk,pasar,hokum, atau tekhnologi.
3.    Lingkungan bergejolak (turbulent environment). Bila para pesaing melempar produk baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering dig anti, kemajuan tekhnologi merubah secara drastic desain produk dan metode-metode produksi,organisasi ada dalam lingkungan bergejolak.
   TEKHNOLOGI DAN STRUKTUR          
          Menurut Woodward atas dasar hasil studi nya, ada sejumlah hubungan antara proses tekhnologi dan struktur organisasi, yang dapat di uraukan sebagai berikut:
1.    Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah menejer dan tingkatan manajemen. Dengan kata lain tekhnologi kompleks menyebabkan struktur organisasi berbentuk”tall” dan memerlukan drajat supervise dan kordinasi yang lebih besar.
2.    Tentang manajemen para manajer lini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi masa ke proses. Para karyawan tingkatan bvawah dalam perusahaan-perusaah produksi unit dan proses cenderung melakukan pekerjaan yang memerlukan ketrampilan tinggi. Sehingga mereka cenderung membentuk kelompok-kelompok kerja kecil yang membuat rentangan menjadi sempit. Para karyuwan lini perakitan di lain pihak, biasanya melaksanakan berbagai tipe tugas yang sama dan tidak memerlukan ketrampilan tinggi. Sejumlah besar karyawan seperti itu dapat di kendalikan oleh satu manajer.