DESAIN STRUKTURAL ORGANISASI FORMAL
Struktur organisasi formal di susun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Organisasi formal harus mmemiliki tujuan dan sasaran supaya tahu bagaimana menjalan kan organisasi untuk mencapai nya. Tanpa tujuan organisasi tidak mungkin membuat perencanaan, dan bila organisasi tidak memiliki perencanaan maka tak akan ada ketentuan tentang jalan nya organisasi. Selain itu tujuan di perlukan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi. Tujuan organisasi ini9 akan menentukan struktur organisasi nya , yaitu dengan menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubungan antar tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalamn kan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjut nya akan dapat di susun pola tetap hubungan-hubungan di antara bidang-bidang keputusan, maupun para pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab tertentu, dan ini semua akan menghasil kan kerangka struktur organisasi. Jadi, struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh kkegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi; hubungan-hubungan antar fungsi-fungsi, serta wewebnang dan tanggung jawabnya. Struktur mencerminkan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi di kelola.
STRUKTUR
Struktur organisasi formal memiliki dua muka; pertama, model struktur, di mana kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip teori organisasi, dan kedua, dimensi-dimensi dasar struktur yang akan menetukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus di lakukan dan tingkat spesialisasi yang dapat di berikan.
Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasional yang pertama kali dijelaskan oleh Chandler dalan studi nya pada beberapa perusahaan besar di Amerika.2) setelah menganalisis sejarah perkembangan perusahaan-perusahaan menyimpulkan perubahan-perubahan strategi menagakibatkan perubahan-perubahan desain organisasional.
Setiap perusahaan yang diteliti chandler pada mula nya mempunyai struktur yang disentralisasikan,dimana tipe struktur ini cocok untuk lini produk yang terbatas. Karena perkembangan penduduk,pendapatan nasional,dan tingkat inovasi teknologi bagaimanapun juga perusahaan-perusahaan tersebut memperkenalkan berbagai produk baru, memasuki pasar-pasar baru dan menaikan keluaran. Sebagai akibat nya terjadi peningkatan kompleksitas yang membuat struktur yang sangat tersentralisasi menjadi tidak efisien dan tidak praktis. Memasuki pasar-pasar prodik baru, terutama memerlukan unit-unit organisasi yang lebih independen agar dapat memberikan tanggapan cepat terhadap perubahan pasar.
LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN STRUKTUR
Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasional secara terperinci kita perlu membedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut:
1. Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak di perkirakan atau tiba-tiba. Beberapa cirri lingkungan ini antara lain, perubahan-perubahan produk tidak sering terjadi, modifikasi-modifikasi dapat di rencanakan dengan baik, permintaan pasar tidak begitu berfkluktasi, perubahan hokum yang mempengaruhi organisasi atau produk tidak sering terjadi, dan perkembangan tekhnologi baru dapat dsi ramalkan. Karena dalam kenyataan nya kemajuan tekhnologi terjadi secara “dahsyat”, lingkungan ini jaran di temui.
2. Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang yang telah di sebut di atas – produk,pasar,hokum, atau tekhnologi.
3. Lingkungan bergejolak (turbulent environment). Bila para pesaing melempar produk baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering dig anti, kemajuan tekhnologi merubah secara drastic desain produk dan metode-metode produksi,organisasi ada dalam lingkungan bergejolak.
TEKHNOLOGI DAN STRUKTUR
Menurut Woodward atas dasar hasil studi nya, ada sejumlah hubungan antara proses tekhnologi dan struktur organisasi, yang dapat di uraukan sebagai berikut:
1. Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah menejer dan tingkatan manajemen. Dengan kata lain tekhnologi kompleks menyebabkan struktur organisasi berbentuk”tall” dan memerlukan drajat supervise dan kordinasi yang lebih besar.
2. Tentang manajemen para manajer lini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi masa ke proses. Para karyawan tingkatan bvawah dalam perusahaan-perusaah produksi unit dan proses cenderung melakukan pekerjaan yang memerlukan ketrampilan tinggi. Sehingga mereka cenderung membentuk kelompok-kelompok kerja kecil yang membuat rentangan menjadi sempit. Para karyuwan lini perakitan di lain pihak, biasanya melaksanakan berbagai tipe tugas yang sama dan tidak memerlukan ketrampilan tinggi. Sejumlah besar karyawan seperti itu dapat di kendalikan oleh satu manajer.